Komplek Makam Keramat di Kawasan Kebun Raya Bogor menjadi penanda jejak Ratu Galuh Pakuan (Foto: MP/Noer Ardiansyah)
MerahPutih Budaya - Berdasarkan cerita yang terus berkembang, sosok Ratu Galuh Pakuan yang makamnya berada di Kebun Raya Bogor merupakan istri kedua dari Sribaduga Maharaja Prabu Siliwangi, raja dari Kerajaan Pajajaran.
Hal demikian, ternyata mendapat penolakan keras oleh Ketua Sandi Nusantara yang merupakan keturunan Prabu Siliwangi.
"Ratu Galuh merupakan istri kedua Prabu Siliwangi adalah sangat salah!" tegas Fachruddin Soleh selaku Ketua Sandi Nusantara saat merahputih.com hubungi via telepon, Kamis (3/3).
Makam Ratu Galuh Pakuan di kawasan Kebun Raya Bogor selalu ramai dikunjungi para peziarah (Foto: MP/Noer Ardiansyah)
Adapun maksud dari Ratu Galuh yang berada di Kebun Raya Bogor itu, jelas Fachruddin Soleh, Ratu adalah makna dari “Ra Tunggal” yang berarti Maharaja. Hal demikian bernisbat kepada trah Eyang Sastra yang bermaksud “Ra” adalah raja cahaya, sedangkan “Tu” adalah tunggal atau satu.
"Jadi, ada yang namanya raja, dan ada pula yang namanya maharaja. Seperti misalnya, Prabu Wastu Kencana adalah maharaja yang juga disebut Ratu, karena raja tunggal," jelas Fachruddin Soleh.
Lebih lanjut ia katakan bahwa Prabu Wastu Kencana mempunyai anak Prabu Linggabuana yang juga masih merupakan maharaja. Dari Prabu Linggabuana memecah dua kerajaan; Kerajaan Galuh dan Sunda.
Kerajaan Galuh diberikan kepada anaknya yang bernama Prabu Dewa Niskala. Sedangkan Kerajaan Sunda diberikan kepada anaknya yang bernama Prabu Susuktunggal.
Para peziarah di Makam Ratu Galuh Pakuan, Bogor (Foto: MP/Noer Ardiansyah)
Yang awalnya, baik Prabu Wastu Kencana maupun Prabu Linggabuana adalah maharaja. Lantas setelah kerajaan itu dipecah menjadi dua, tak ayal Prabu Dewa Niskala dan Prabu Susuktunggal menjadi seorang raja biasa.
"Jadi, Ratu Galuh Mangku Alam adalah Sribaduga Maharaja Prabu Linggabuana. Situs tersebut adalah Makam Sribaduga Maharaja Prabu Linggabuana. Bukan makam istri Prabu Siliwangi yang kedua; Nyai Subang Larang. Sedangkan makam Sribaduga Maharaja Prabu Wastukencana berada di Kabuyutan Rancamaya," paparnya.
Selain makam Ratu Galuh, masih kata Fachruddin Soleh, makam lain yang ada di situs tersebut adalah Mbah Jepra dan Mbah Baul yang merupakan panglima Prabu Linggabuana.
Komplek Makam Ratu Galuh dan raja Pakuan jadi Cagar Budaya di Kebun Raya Bogor (Foto: MP/Noer Ardiansyah)
"Nama asli Mbah Jepra itu adalah Syeikh Jafar Shodiq. Sedangkan Mbah Baul memiliki nama asli Syeikh Mambaul Ulum. Ada lagi makam yang berada di luar situs, yakni makam Solendang Galuh Pakuan adalah seorang yang hidup pada era Kerajaan Pajajaran terakhir, Prabu Suryakencana atau Prabu Pucuk Umun,"
Selain membabarkan silsilah sosok makam-makam yang berada dalam kompleks Makam Keramat Kebun Raya Bogor, ia pun menjelaskan secara jelas silsilah dirinya hingga berpangkal kepada Prabu Siliwangi.
"Ayah saya bernama H Lukman mempunyai ibu, Hj Aminah. Hj Aminah mempunyai ayah, KH Muhammad Yusuf. Syeikh Muhammad Yusuf mempunyai ibu, Putri Kecil. Putri Kecil mempunyai ayah, Pangeran Kuflu. Pangeran Kuflu mempunyai ibu, Putri Deknor. Putri Deknor mempunyai ayah, Raden Saleh. Raden Saleh mempunyai ayah, Pangeran Jayakarta. Pangeran Jayakarta mempunyai ibu, Ratu Winahon. Ratu Winahon mempunyai ayah, Sunan Gunung Jati. Sunan Gunung Jati mempunyai ibu, Nyai Lara Santang. Nyai Lara Santang sendiri adalah anak dari Prabu Siliwangi," tutupnya.(ard)
Komentar
Posting Komentar